Ahmad Bahrul Huda, 201669030073 (2021) penerapan metode sig sigma dan FMEA guna mereduksi kegagalan produk reject pada proses produksi kemasan botol 600 ml di PT. X. Sarjana thesis, Universitas Yudharta.
Text (BAB I.pdf)
201669030073_BAB I.pdf Download (329kB) |
|
Text (BAB II.pdf)
201669030073_BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (445kB) | Request a copy |
|
Text (BAB III.pdf)
201669030073_BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (563kB) | Request a copy |
|
Text (BAB IV.pdf)
201669030073_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (856kB) | Request a copy |
|
Text (BAB V.pdf)
201669030073_BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (313kB) | Request a copy |
|
Text (COVER DEPAN.pdf)
201669030073_COVER DEPAN.pdf Download (469kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA.pdf)
201669030073_DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (207kB) |
|
Text (LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf)
201669030073_LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf Download (247kB) |
Abstract
Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) mengalami masalah kualitas yaitu dengan terdapatnya produk-produk cacat pada setiap produksi yang belum mencapai zero defect, terutama pada lini produksi kemasan botol ukuran 600 ml yang paling banyak mengalami kecacatan produk. Six Sigma dapat didefinisikan sebagai suatu metodologi yang menyediakan alat-alat untuk peningkatan proses bisnis dengan tujuan menurunkan variasi proses dan meningkatkan kualitas produk dengan menggunakan pendekatan DMAIC (define, measure, analyze, improve dan control). Dari hasil pengukuran data yang diperoleh bahwa untuk critical to quality (CTQ) kunci berdasarkan diagram pareto, bahwa 80 % kecacatan tertinggi ada pada jenis cacat tutup dimana cacat ini sendiri terdiri dari tutup melipat, ring segel putus dan tutup mentul. Untuk tingkat sigma produksi air minum dalam kemasan di PT.X sebelum penerapan metode DMAIC adalah 4,98 Sigma. Dan sesudah penerapan metode DMAIC adalah 5,00 Sigma. Kemudian dilanjutkan dengan mengalisa penyebab cacat lid dengan menggunakan diagram sebab akibat dan failure mode and effect analysis (FMEA). Dari analisis diagram sebab akibat bahwa faktor penyebab kecacatan berasal dari faktor mesin, material dan manusia. Sedangkan untuk nilai RPN sebelum penerapan metode FMEA adalah 221 RPN. Dan sesudah penerapan metode FMEA nilai RPN adalah 209 RPN.. Untuk upaya perbaikan dari permasalahan tersebut maka diperlukan pemeriksaan kondisi head arol unit sebelum melakukan proses produksi dan mengecek head arol unit setiap seminggu sekali pada permukaan yang sudah tidak rata. . Kata kunci : Six Sigma, DMAIC, FMEA
Item Type: | Thesis (Sarjana) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Identification Number: | 620.004 HUD P | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Subjects: | Teknologi & Ilmu Terapan > Pabrik-pabrik, Manufaktur | ||||||
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri | ||||||
Date Deposited: | 10 Oct 2021 11:59 | ||||||
Last Modified: | 13 Mar 2023 01:08 | ||||||
URI: | https://repository.yudharta.ac.id/id/eprint/1564 |
Actions (login required)
View Item |